Protokol Konfigurasi Hos Dinamik (PKHD) (bahasa Inggris: Dynamic Host
Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis arsitektur
client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP
dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP
harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika
DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di
jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP.
Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh
DHCP, seperti default gateway dan DNS server. DHCP didefinisikan dalam
RFC 2131 dan RFC 2132 yang dipublikasikan oleh Internet Engineering Task
Force. DHCP merupakan ekstensi dari protokol Bootstrap Protocol
(BOOTP). DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur
client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni
DHCP Server dan DHCP Client.
- DHCP server: merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang
dapat "menyewakan" alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua
klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows
NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linux
memiliki layanan seperti ini.
- DHCP CLIENT: merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak
klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan
DHCP Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows NT
Workstation, Windows 2000 Professional, Windows XP, Windows Vista, atau
GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini.
DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk
didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap
klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu
yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu
penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada
server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya. DHCP
Client akan mencoba untuk mendapatkan "penyewaan" alamat IP dari sebuah
DHCP server dalam proses empat langkah berikut:
- DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.
- DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client,
DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
- DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP
dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server
yang bersangkutan.
- DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan
mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan
sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan
memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai
proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah
memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.
Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat.
Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server
yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap
pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.
Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone,
sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server,
basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke
DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi
antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak
mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.
Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga
dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat
klien akan tetap dari waktu ke waktu.
Catatan: DHCP server harus memiliki alamat IP yang statis.
DHCP Scope.
DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP
client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator
dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah
alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai
DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP
Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam
basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang dapat
disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan
dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP
Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.
DHCP Lease.
DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada
DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan
sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa
peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP
Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft
Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagai
Reservation.
DHCP Options.
DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh
DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada
server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat
subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa
agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat
dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat
diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada
sebuah host tertentu dalam jaringan.
~semoga bermanfaat~